PRAY FOR PONOROGO

Artikel terkait : PRAY FOR PONOROGO

Duka yang sangat mendalam telah dialami masyarakat di Ponorogo tepatnya di Desa Banaran, Kecamatan Pulung pada hari Sabtu, 01 April 2017. Bencana alam Tanah Longsor telah memporak-porandakan harta benda serta jiwa masyarakat setempat. 
Banyak rumah warga beserta materi yang dimiliki tertimbun tanah, korban luka pun berjatuhan, sampai korban jiwa hingga 28 warga hilang tertimbun tanah longsor tersebut.
Banyak pula menuai berbagai cerita duka yang dialami oleh para korbannya.

"Mozaik duka dan simpatik bencana tanah longsor Banaran yg bsa menjadi renungan :

Bagaimana rasanya Bapak ibunya blm ditemukan tertimbun longsor dengan ditinggali 5 adik yg beberapa masih sd san smp dia adalah kakak tertua dari 6 bersaudara yg terkena musibah bpk ibunya tertimbun saat manen jahe dgn motivasi spya jahenya tdak kelongsoran.
bgamana hnya dlm waktu 3 detik longsor menghasilkan duka mendalam, 
bgmna pola longsor yg tdak bisa dinalar dgn akal manusia, 
bgmna seseorang selamat dari longsor karena disuruh ganti baju dan ambil karung saat manen jahe, bgamana seorang bapak dan anak sudah siap lari dgn sepeda motor saat akan terjadi longsor tetapi motornya tdak bisa nyala saat diselah yg akhirnya ayah berserta anak dlm posisi boncengan ini jga tertimbun, 
bgamana istri melihat dgn mata kepala sendiri suaminya dilahap tanah gembur tanpa komponen air, bgamana saat ibu dan anak usia skitar 5 th tertimbun di rumah saat memasakan suaminya, bgmna para pemain dadu dan remi semalem suntuk sampe pagi keasikan main jga tertimbun dsana, 
bgmana orang malemnya gendurenan syukuran habis beli mobil paginya mobil tertimbun, 
bgamana seorang perangkat desa yg bermaksud untuk melarang para petani dan menghimbau meninggalkan kebun jahe, sekaligus memfoto lokasi untuk bhan laporan justru juga ikut tertimbun dan blm ditemukan, 
bgamana anak kecil yg sekolah dipanti pulang ayahnya dikabarkan ikut tertimbun yg blm ditemukan serta menangis terus menerus.. 
bgmna rasanya saat kedua orang tuanya meninggal bkan karena memanen jahenya sendiri tapi membantu memanen punya kerabatnya, yg sebenarnya rumah dan ladangnya aman tdak kena longsor. bgaiman rasanya seorang anak yg akhir tahun sdh akan merencanakan pernikahan blm sampai disana kedua orang tuanya sdh meninggal, 
bgmna rasanya seorang anak yg beberapa hari kedepan akan ada wali murid an sementara orangtuanya juga tertimbun. 
bgaimana rasanya saat dikabari bapak ibu terkena longsor dlm posisi ada acara munas di Jakarta, pulang dgn kereta yg delay. 
Wallohua'lam...

#Sumber : 2 orang saksi mata yg melihat langsung kejadian yg semuanya pingsan tanpa kena percikan longsor tetapi melihat langsung kejadian, baru sadar saat sdh dioksigen dirumahnya kepala desa.

Ditulis di rumah kerabat korban
Bintoro, Bekiring, Pulung, Ponorogo
02 April 2017



Telah banyak tim relawan yang berdatangan dan terjun ke area longsor guna membantu pencarian korban serta evakuasi. Dan hasilnya pada hari kedua, Minggu, 02 April 2017 alhamdulillaah tim SAR berhasil menemukan 2 korban yaitu Katemi, Pr, 65 thn (ditemukan pada posisi terjepit bangunan rumah dan tanah pada pukul 10.30 WIB) dan Iwan, Lk, 28 thn (posisi sedang tidur di kamar rumahnya yang juga tertimbun tanah).
Pencarian korbanpun terus dilakukan, meskipun sempat terhenti karena area longsor dan daerah sekitar diguyur hujan yang sangat deras. Dan pada hari ketiga, Senin, 03 April 2017, tim evakuasi berhasil menemukan 1 korban lagi yaitu Nadi, Lk, 45 thn. Karena area longsor yang sangat luas sedikit dan kondisi medan yang masih aktif diguyur hujan, hal ini sedikit menyulitkan tim evakuasi dalam pencarian korban. Walaupun dalam evakuasi tim berhasil menemukan hewan ternak, sepeda motor, dan bekas puing-puing bangunan rumah warga, akan tetapi dalam pencarian korban yang hilang masih belum berhasil sampai hari ke 8 pasca longsor terjadi.
Pada hari ke 9 pencaian korban, tepatnya pukul 08.30 WIB di sektor A, tim SAR kembali menemukan 1 korban yang telah meninggal dan sudah tidak bisa diidentifikasi secara langsung. Karena keadaan jenazah yang sudah tidak utuh lagi. Kemudian korban dibawa ke RS. Dr. Hardjono Ponorogo guna identifikasi. 
Pasca ditemukannya 1 korban ke 4 pada Hari Minggu, 9 April 2017, innalillaahi wa inna ilaihi roojiun terjadi longsor susulan pada pukul 11.47 WIB. Tanah bergerak dari sektor A ke D dengan kerugian 1 alat berat tertimbun, 2 rumah warga tertimbun, 5 sepeda motor relawan tertimbun mobil pengankut anjing beserta anjing pelacak 2terjebak, disel/alkon 2 tertimbun.



Belum usai pembahasan berikut kejadian longsor yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, pada tanggal 06 April 2017 terjadi pula retakan tanah di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan, Ponorogo yang berlokasi sekitar 22km dari barat pusat kota Ponorogo. Akibat dari bencana alam ini, 285 penduduk diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Berikut beberapa gambar yang telah diambil:





MasyaAllah..demikianlah Allah menguji kesabaran dan keimanan hamba-Nya. Dengan berbagai musibah dan cobaan yang sedang menimpa masyarakat Ponorogo saat ini, mari kita senantiasa mendoakan saudara-saudara kita yang terkena musibah, agar supaya diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapinya. Semoga yang telah dijemput oleh-Nya semoga khusnul khotimah dan ditempatkan di sisi Allah, di tempat yang paling layak dari-Nya. Dan semoga kita semua yang selamat senantiasa diberi perlindungan oleh Allah SWT dari segala mara bahaya dan senantiasa menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur terhadap-Nya. Aaaamiin

Artikel arinprasticha Lainnya :

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 arinprasticha | Design by Bamz